Rabu, 21 November 2018

Banu dengan penampilan Baru


Banu diusianya yang 3 bulan dibiasakan agar tertidur tanpa mesti digendong. Memang agak susah tapi cara ini mesti dilakukan agar kami tidak kewalahan ketika tiap hari berat badannya bertambah.

Kemarin setelah ditimbang, berat badan Banu sudah mencapai 6, 64 kg. Ini sudah setara dengan berat badan sepupunya ketika usia 5 bulan. Tak bisa kami pungkiri, belakangan saya dan Lola sering merasa pegal-pegal ketika berjam-jam menimang Banu. Otot kami seolah-olah terbentuk sedemikian rupa dari hari ke hari.

Tubuh Banu yang kian berisi membuktikan khasiat ASI. Dari awal ketika beratnya hanya 2, 7 kg sampai sekarang memang sangat mencolok. Ketika kami melihat-lihat koleksi foto di kala Banu mejalani minggu-minggu pertamanya, tubuhnya sangat berbeda jauh dari tubuhnya yang sekarang.

Seperti orangtua lainnya, kami berkomitmen apa pun yang terjadi Banu harus terus di ASI sampai usianya 2 tahun. Bagi kami, 2 tahun ASI akan sangat berpengaruh kepada perkembangan anti bodi dan kognitifnya. Selain itu, di saat ketika Banu menyusu, itu akan memperkuat ikatan perasaan antara Banu dan Ibunya.

Pagi tadi untuk pertama kalinya rambut Banu dicukur habis. Ia mesti digunduli setelah 3 bulan lamanya dengan rambut yang tumbuh selama dalam rahim ibunya. Dari awal saat di aqiqah Banu tidak sepenuhnya dicukur. Saat itu hanya beberapa bagian saja yang dipotong demi kepentingan aqiqah. Lagian dari awal rencana saya memang nanti usia 3 bulanan baru rambut Banu dicukur habis.

Rambut Banu yang dicukur habis bertepatan dengan banyaknya rambutnya yang rontok. Minggu-minggu belakangan rambutnya yang rontok sering kami temukan di mana saja di tempat Banu tidur. Yang paling sering adalah ketika kami menemukannya di genggaman tangannya. 

Ini terjadi karena memang ia sering memain-mainkan tangannya dengan cara menjambak rambutnya. Sekarang ketika ia botak, ia bebas memain-mainkan tangannya kemana saja di kepalanya.

Terlepas dari botaknya Banu, sekarang penampilan baru Banu membuat ia nampak asing dan lucu. Kepalanya kelihatan lebih bundar. Untuk tidak mengatakannya aneh, Banu sekarang jauh lebih menggemaskan dengan kepalanya yang lebih licin dari biasanya.

Rabu, 07 November 2018

Banu dan Kiri


Baru disadari Banu kerap tidur menolehkan kepalanya ke sebelah kiri. Saat digendong pun demikian. Ketika ia bangun, arah pandangannya pun selalu mengarah ke sebelah kiri. Bahkan belakangan, di fase oralnya, tangan kirinya yang sering ia isap.

Kebiasaan ini lama-lama bikin kami khawatir. Jangan-jangan ada yang salah dengan cara kami memberlakukannya, terutama soal arah kepalanya ini.

Saya sendiri mencurigai kebiasaannya ini dipola kebiasaannya menetek. Banu sering kali menetek sambil tidur. Ia senang jika menetek dari payudara kanan ibunya. Itu berarti ia harus menghadap sebelah kiri untuk dapat menyusu.

Kebiasaan ini terus berlanjut hingga sekarang. Sampai ketika kami mulai risau.

Sebelumnya, pola menyusu Banu bergantian dari kedua payudara ibunya. Saling bertukar ketika yang satu diistirahatkan, yang satu ditetekinya. Sampai ketika ia mulai diajarkan menggunakan dot. Pelan-pelan payudara kanan ibunya yang lebih sering ia teteki.

Ketika ditanya, Lola mengatakan Banu memiliki kecenderungan menyukai asi pasca diperah. Ia bakal menolak jika payudara ibunya penuh terisi. Dengan kata lain, Banu tidak menyukai aliran asi yang deras keluar.

Tipikal kedua aliran asi payudara Lola berbeda. Yang sebelah kiri lebih deras dibanding sebelah kanan. Itulah sebabnya Banu lebih menyenangi yang sebelah kanan. Jika sambil tidur itu yang  menyebabkan ia menyukai menghadap sebelah kiri.

Sekarang untuk mengatasi hal yang tidak-tidak, ketika tidur bantal Banu kami berikan penyanggah di sebelah kirinya. Ini mencegah agar kepalanya tidak sering ia tolehkan ke sebelah kiri. Susah-susah gampang memang sebab terkadang ketika itu dilakukan ia malah bangun dan mulai sulit tidur kembali. Jika ini terjadi butuh waktu ekstra agar ia dapat pulas kembali.

Masalah ini teratasi karena sekarang posisi tidur Banu sudah mulai menghadap ke atas. Posisi netral. Cuman kami khawatir jika ia kekenyangan. Banu sering kali calengnge, kadang karena itu posisi yang baik ketika posisi kepalanya miring. Dengan gampang muntahan sisa susunya lebih gampang ia keluarkan.

Efek nyata dari posisi tidur Banu yang  miring membuat kepalanya lumayan peang. Memang tidak kelihatan karena disamarkan rambutnya. Ketika kita memegang bagian samping kiri-belakang kepalanya, efek itu sangat mudah dikenali.

Jauh hari atas inisiatif Lola, Banu dipakaikan bantal khusus anti peang (istilah Bugis-Makassar: jimpe) setelah sebelumnya kami membuat bentuk bantal berlubang dari lipatan sarung tipis. Bantal ini sederhana saja sebenarnya hanya ada semacam cekungan landai yang menyerupai kawah berlubang di tengahnya.

Walaupun namanya bantal anti peang, fungsinya kurang berlaku bagi Banu. Banu kurang nyaman menggunakannya. Ia sering mengelengkan kepalanya. Kerap ia terbangun lantaran ini. Karena itulah, kepalanya tetap saja peang.

Kerisauan kecil kami ini akhirnya ditaktisi dengan cara di atas: bantal tidurnya dibuat miring diganjal di bagian bawahnya. Dan belakangan usaha sederhana ini nampaknya bekerja dengan baik. Lalu bagaimana dengan kepalanya yang sedikit jimpe?

Mudah-mudahan seiring waktu, perkembangan tengkorak kepalanya dapat berbentuk normal. Jika tidak, apa boleh buat, toh itu juga akan disamarkan oleh tumbuh rambutnya kelak.

Mengenai kesenangan Banu mengisap tangan kirinya kami pikir itu normal. Tubuhnya akan pelan-pelan teruji dengan bakteri yang ia kecap dari jari-jari tangannya. Itu bagian dari tubuhnya belajar untuk mengenal beragam jenis bakteri. Lagian, fase oral seperti ini baik bagi perkembangan mulut dan gusinya. Ia kelak akan lebih cepat belajar berbicara.

Omong-omong kecenderungan Banu yang menyukai sebelah kiri, iseng-iseng di hati kecil saya, kelak ketika ia dewasa kesukaannya moga-moga berlanjut kepada kiri-kiri yang lain.

Nak, di dunia ini, kiri itu memang seksi!

---

Nb: Setelah saya sercing bayi yang dominan menghadapkan kepalanya ke salah satu arah tanpa berganti-ganti kemungkinan mengalami tortikolis, yakni kelainan leher pada bayi yang menyebabkan kepalanya miring (tilt and twist) ke salah satu arah. Salah satu sebab penyakit ini lebih sering karena persalinan yang kurang baik, misalnya saat kepala sang bayi dikeluarkan dengan cara yang tidak seimbang (ada juga yang menyatakan karena posisi kepala bayi yang tidak normal sejak dalam rahim).