Rabu, 27 Januari 2021

Tidur Sebagai Gajah

Belum lama saya menutup laptop setelah selesai presentase via zoom, Banu berlari masuk ke dalam kamar sambil mengacung-acungkan handphone milik mamaknya.


"Abi... Abi. Gajah. Topeng gajah."

Rupanya ia ingin dibuatkan topeng gajah setelah melihat akun IG yang khusus memposting segala hal tentang gajah. Ya, kalau Banu rewel ingin ber-IG ria, maka hanya akun IG itulah yang ingin ia lihat berlama-lama.

Di situ ternyata ada gambar seorang anak dibuatkan topeng gajah oleh ibunya, dan Banu juga ingin seperti itu.

Setelah mengerti keinginannya, saya bergegas membongkar bekas kardus yang saya simpan di sudut kamar. Dulunya kardus-kardus bekas itu ingin saya bikin jadi lemari buku, tapi sampai sekarang malah hanya tersimpan begitu saja seperti sampah.

"Untuk apa kardusnya," cegah Lola.

"Bikin topeng, to."

"Pakai kertas Abi, itu coba lihat kertas ji dipake."

"Tenang saja. Tunggu dan lihat. Lebih bagus kalau pakai bahan kardus."

Saya seketika menunjukkan keahlian yang mengagumkan itu. Gunting, spidol, dan karet saya kumpulkan. Saya gambar pola kepala gajah dan mulai mengguntingnya.

Taraa... jadilah topeng gajah diinginkan Banu. Betapa riang ia memakainya, dan sepertinya malam ini ia ingin tidur sebagai gajah.


Banu saat menggunakan topeng gajahnya

 

Minggu, 10 Januari 2021

Keajaiban Banu

Ada begitu banyak keajaiban di dunia ini, dan kadang semua itu berlalu tanpa kita ketahui.

Percayalah kata saya ini, dan ini sama seperti ketika Anda tidak menyadari seinci rambut Anda bergerak lebih panjang dari 2 detik sebelumnya. Atau seperti ujung kuku-kuku di jemari Anda yang tambah panjang tanpa Anda saksikan saat Anda tertidur di malam hari.

Tetangga saya, setelah berbulan-bulan tidak bertemu, pagi tadi keluar bersama anaknya, yang tumbuh lumayan pesat dengan tubuh anaknya yang makin subur. Berbulan-bulan sebelumnya, Adam, begitu nama anak tetangga saya itu, tidak sebesar yang saya lihat pagi ini. Ia seperti buah semangka yang dikarbit tiap hari. Disuplai pupuk dan air yang lebih dari cukup.

"Adam, tambah besar lo, " Celetuk saya kepada istri.

"Iya, lah. Adam minum susu 8 kali sehari, belum lagi vitaminnya," timpal Lola.

Saat itu Lola bersama Banu, sedang makan bersama. Dan saya baru saja masuk setelah dari seorang tukang jahit untuk mempermak baju-baju yang kebesaran.

"Adam sepertinya jadi obsesi ibunya, ya? "

"Huss. Jangan begitu." Sindir Lola.

Saya kadang cenderung berlebihan memandang sesuatu, tidak terkecuali saat melihat Adam yang makin besar dan makin besar.

"Sepupu-sepupu Adam memang gemuk-gemuk".

Tanpa saya minta, Lola tiba-tiba bersuara.

Dan, begitulah perbincangan selingan pagi ini. Saya hanya berujar singkat jangan sampai anak-anak dibesarkan melalui tumpukan obsesi orangtua. Hanya karena ingin terlihat sama, anak-anak dipaksa untuk memenuhi ambisi orangtuanya.

Bagaimana dengan Banu? Seperti Adam, Banu adalah bagian keajaiban-keajaiban alam yang sering saya abaikan. Ia tumbuh, tingginya, rambutnya, giginya, bahkan kukunya yang baru hari kemarin dipotong.

Semua itu nyaris saya lupakan, dan baru menyadarinya jika perubahan itu demikian mencolok.

Salah satu keajaiban alam yang dimiliki anak-anak adalah pertumbuhan egonya yang makin tinggi bersamaan dengan kosakata-kosakata baru yang terkadang tidak dimengerti saat diucapkan.

Kadang karena itu Banu sering bertingkah seperti orang dewasa. Egonya ingin dimenangkan. Dan karena itu keajaiban lainnya muncul di rumah: pertengkaran-pertengkaran kecil bersama Banu.