Ada tiga binatang, selain sapi dan
segerombol binatang mamalia yang suka ia tiru suaranya setiap kali ia
menunjukkan kemampuan mengingatnya, saat melihat poster bergambar aneka jenis
binatang. Sebelum itu, Banu telah meloncat ke atas tempat tidur, dan
menggunakan jari telunjuknya untuk memastikan bahwa binatang yang ia hapal, tidak meleset dengan gambar yang terpampang di poster yang ditempel tepat di
atas ujung dipan.
Ia dengan senang hati akan
mengatakan ”moo” seolah-olah mewakili suara gambar sapi yang barusan ia tekan-tekan
menggunakan ujung jarinya, atau ”mbek” untuk menegaskan gambar yang ia tunjuk
adalah kambing, meski terkadang ia sulit membedakan yang mana domba dan yang
mana kambing.
Kegiatan ini akan terus ia
ulang-ulang jika ada yang mengingatkannya mengenai binatang-binatang dengan
melempar sebuah pertanyaan.
”Coba tunjukkan yang mana kuda,
Banu?”, ”Kalau monyet, yang mana?”, ”kalau bebek, nak?”, begitu seterusnya, dan ia
setelah itu akan mudah menunjukkan binatang-binantang yang dimaksud.
”Abi, babi!”
”Abi, babi!”
Kali ini Banu sedang menunjuk binatang
berkulit pink, yang kadang terdengar aneh seolah-olah itu kalimat pernyataan
yang menyatakan saya adalah babi, alih-alih sebagai sebuah ujaran penegasan.
Gambar vektor wajah Banu |
Kata ”Abi” (arab: bapak) dan ”babi”
akan kabur artinya jika Banu menggunakannya tanpa diikuti konteks peristiwa di
belakangnya. Kadang itu bisa berarti ”babi” jika yang terjadi seperti konteks
di atas. Kadang pula suku kata ”Bi” dipakai Banu untuk memanggil. ”Bi” dengan
dua kali penegasan tanda ia membutuhkan perhatian untuk bermain.
Kadang ia sampai harus memanggil sambil berlari ke ruang depan dan mendapati saya di depan laptop. Saat ini, ia akan menarik-narik tangan saya yang seolah-olah ingin mengajak ke suatu tempat. Sering kali kejadian ini akan berubah seperti dua orang yang sedang terlibat lomba tarik tambang. Saling mempertahankan posisi agar tidak sedikit pun bergeser. Meski demikian, Anda pasti tahu siapa bakal memenangkan ”lomba” tarik ulur ini pada akhirnya.
Oh iya. Tiga binatang yang sering Banu
katakan jika ia melihatnya adalah nyamuk, semut, dan cacing, yang sebenarnya
adalah ulat berkaki seribu! Masing-masing akan berubah pengucapannya menjadi ”mu’”
untuk nyamuk, ”mu’” juga untuk semut, dan ”caccing” untuk ulat berkaki seribu.
Untuk yang terakhir ini Banu akan
bersegera menjulurkan sapu yang ia ambil di sudut ruangan menghendaki agar binatang yang tidak benar-benar
berkaki seribu itu segera dienyahkan.
”Bi..."
”Bi..bi!”
Kali ini, sudah tentu bukan babi yang ia panggil, kan?