Kamis, 18 Oktober 2018

Banu diimunisasi


16 Oktober kemarin Banu genap berusia 2 bulan. Sehari sebelumnya, di 15 Oktober hari jadi pernikahan saya dan Lola. Itu berarti usia pernikahan kami sudah genap dua tahun. Masih seumuran jagung memang. Jagung muda malah.

Kembali ke Banu anak saya. Seperti bayi umumnya, di usia 2 bulan berarti sudah layak dan mesti diimunisasi. Tadi pagi setelah direncanakan dari semalam, Banu akhirnya disuntik obat imun DPT dan polio.

Banu diimunisasi oleh petugas kesehatan yang datang langsung ke rumah. Sejak diimunisasi pertama kali, petugas kesehatan yang dimaksud cukup dihubungi via telepon saja. Setelah diiyakan sang petugas bisa datang langsung ke rumah. Cukup fleksibel daripada harus pergi ke puskesmas atau sejenisnya.

Saat menulis ini Banu sedang tertidur. Sejak dari siang dia rewel dan tidak berhenti menangis. Mungkin dia merasa perih di bekas suntikannya. Di pahanya tertera setitik hitam bekas suntikan. Banu malah lebih menangis jika kain kompres mengena pahanya.

Umumnya ketika bayi diberikan DPT akan mengalami demam. Banu juga sudah mulai mengalami demam. Panas tubuhnya pelan-pelan meningkat. Untuk meminimalisirnya dari tadi saya sudah memberikan kompresan tempelan di keningnya. Agak lucu melihat tempelannya tidak melekat keseluruhan karena dahi Banu yang lumayan “dontu”.

Intinya sekarang Banu sedang beradaptasi dengan zat yang masuk di dalam tubuhnya. Sistem imunnya sedang bekerja. Semoga besok panas tubuhnya kembali normal.