16 Oktober kemarin Banu genap
berusia 2 bulan. Sehari sebelumnya, di 15 Oktober hari jadi pernikahan saya dan Lola. Itu berarti usia pernikahan kami sudah genap dua tahun. Masih
seumuran jagung memang. Jagung muda malah.
Kembali ke Banu anak saya. Seperti
bayi umumnya, di usia 2 bulan berarti sudah layak dan mesti diimunisasi. Tadi
pagi setelah direncanakan dari semalam, Banu akhirnya disuntik obat imun DPT
dan polio.
Banu diimunisasi oleh petugas
kesehatan yang datang langsung ke rumah. Sejak diimunisasi pertama kali,
petugas kesehatan yang dimaksud cukup dihubungi via telepon saja. Setelah
diiyakan sang petugas bisa datang langsung ke rumah. Cukup fleksibel daripada
harus pergi ke puskesmas atau sejenisnya.
Saat menulis ini Banu sedang
tertidur. Sejak dari siang dia rewel dan tidak berhenti menangis. Mungkin dia
merasa perih di bekas suntikannya. Di pahanya tertera setitik hitam bekas
suntikan. Banu malah lebih menangis jika kain kompres mengena pahanya.
Umumnya ketika bayi diberikan DPT
akan mengalami demam. Banu juga sudah mulai mengalami demam. Panas tubuhnya
pelan-pelan meningkat. Untuk meminimalisirnya dari tadi saya sudah memberikan
kompresan tempelan di keningnya. Agak lucu melihat tempelannya tidak melekat
keseluruhan karena dahi Banu yang lumayan “dontu”.
Intinya sekarang Banu sedang
beradaptasi dengan zat yang masuk di dalam tubuhnya. Sistem imunnya sedang
bekerja. Semoga besok panas tubuhnya kembali normal.